Pesawat Aeromodelling Memlikan Kondisi Perekonomian Ditengah Pandemik Covid-19
Ditengah masa pandemic Covid-19,
seorang mantan sopir angkot di Sumedang, Jawa Barat, profesi menjadi pembuat pesawat aeromodelling atau
pesawat yang dimainkan dengan remot control. Dengan profesi baru mantan sopir angkot
ini bisa menghasilkan jutaan rupia dari berjualan pesawat aeromodelling.
Ditengah masa pandemic Covid-19
ini, Wawan Erawan yang merupakan mantan sopir angkot berasil memulikan kondisi
perekonomiannya dengan membuat pesawat aeromodelling. Pembuatan pesawat aeromodelling
dilakukan di Rumahnya di Dusun Ciburakan Desa Pasirbiru Kecamatan Pancakalong
Kabupaten Sumedang.
Wawan merakit pesawat
aeromodelling, pesawat dibuat dari bahan polyfoam dengan ketebalan 3-5 mm.
Dengan modal seadanya pria berumur 30 tahun ini mulai belajar membuat pesawat
yang dikendalikan dnegan remot control . Proses pembuatan pesawat memakan waktu
dua hari hingga satu minggu, tergantung tingkat kerumitannya. Sementara untuk
radio control masih memesan via online karena belum bisa membuat sendiri.
Wawan belajar merakit pesawat
aeromodelling setahun yang lalu secara otodidak melalui internet. Perlahan dan
penuh dengan antusias, Wawan yang saat itu masih berprofesi sebagai sopir
angkot mempelajari pembuatan aeromodelling dan ia pun berhasil. Pesawat yang dibuat lebih banyak dikirim
keluar pulau seperti Bangka, Palembang, Jawa Timur, dan yang paling dekat
menuju Bandung.
Untuk pesawat rakitan yang siap
terbang dijual mulai harga Ro. 250.000,00 hingga Rp. 5.000.000,00 . Hasil karya
Wawan sudah terjual hingga keluar pulau Jawa, bahkan bulan lalu pesawat hasil
rakitan Wawan terjual hingga 12 unit dan menghasilkan omset jutaan rupiah.
Wawan pun mengaku sejak beralih profesi menjadi perakit pesawat aeromodelling,
kondisi ekonomi keluarganya membaik. Wawan bertekad terus menekuni kemampuannya
membuat pesawat aeromodelling karena merupakan hobi yang menguntungkan . Ridwan
pamungkan, melaporkan dari Sumedang.
Komentar
Posting Komentar