6 Contoh Puisi Pendek Karya Sastrawan Indonesia

     Puisi adalah ragam sastra yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian puisi atau sajak adalah jenis sastra dengan bahasa yang terikat oleh irama, rima, serta susunan bait dan larik. Berikut beberapa contoh puisi pendek yang dapat dijadikan sebagai referensi karya sastrawan Indonesia.


1. Sia-Sia - Chairil Anwar


Penghabisan kali itu kau datang
Membawa kembang berkarang
Mawar merah dan melati putih
Darah dan suci
Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: untukmu

Lalu kita sama termangu
Saling bertanya: apakah ini?
Cinta? Kita berdua tak mengerti

Sehari kita bersama. Tak gampir-menghampiri.
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.


2. Guruku - Mustofa Bisri
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?

3. Guruku - Gus Mus
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?


4. Bintang - Chairil Anwar


Aku mencintai kelasmu
Kamu membantuku 'tuk melihat

Bahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinya

Kamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandai

Kamu guru terbaik yang pernah ada
Aku tahu itu dari awal kita bertemu

Aku memperhatikan kata-katamu
Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, kamu adalah bintang

5. Elegi Jakarta - Asrul Sani
Pada tapal terakhir sampai ke Yogya,
bimbang telah datang pada nyala
langit telah tergantung suram
Kata-kata berantukan pada arti sendiri
Bimbang telah datang pada nyala
dan cinta tanah air akan berupa
peluru dalam darah
serta nilai yang bertebaran sepanjang masa
bertanya akan kesudahan ujian
mati - atau tiada mati-matinya

O jenderal, bapa, bapa
tiadakah engkau hendak berkata untuk kesekian kali
ataukah suatu kehilangan keyakinan
hanya akan tetap tinggal pada titik-sempurna
dan nanti tulisan yang telah diperbuat sementara
akan hilang ditiup angin
ia berdiam di pasir kering


6. Dengan Puisi, Aku - Taufik Ismail
Dengan puisi aku bernyanyi...
Sampai senja umurku nanti..
Dengan puisi aku bercinta...
Berbaur cakrawala...

Dengan puisi aku mengenang...
Keabadian Yang Akan Datang...
Dengan puisi aku menangis...
Jarum waktu bila kejam mengiris..

Dengan puisi aku mengutuk...
Napas jaman yang busuk...
Dengan puisi aku berdoa..
Perkenankanlah kiranya...

Komentar

Postingan Populer