8 Puisi Tema "Kehidupan" Karya Sastrawan Yang Penuh Akan Makna
Senja mengajak pacarnya duduk-duduk di pantai
Pantai sudah sepi dan tak aka nada yang peduli
Pacar senja sangat pendiam : ia senyum-senyum saja mendengar gurauan senja
Bila senja minta peluk, setengah saja, pacar senja tersipu-sipu
“Nanti saja kalau sudah gelap, malu dilihat lanskap”
Cinta seperti penyair berdarah dingin yang pandai menorehkan luka
Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya
Tak terasa senyap pun tiba : senja tahu-tahu melengos ke cakrawala
Meninggalkan pacar senja yang megap-megap oleh ciuman senja
“Mengapa kau tinggalkan aku sebelum sempat kurapikan lagi waktu? Betapa Lekas cium menjadi bekas. Betapa curangnya rindu. Awas, akan kupeluk habis kau esok hari”
Pantai telah gelap Ada yang tak bisa lelap
Pacar senja berangsur lebur, luluh, menggelegak dalam gemuruh ombak
2. Aku, Hidupku, dan Jalanku – Kawako Tami
hidupku..
puisi terindah dari Yang Maha Kuasa..
kau lihat setiap detiknya..
adalah larik dan rima yang berbeda..
hidupku…
simfoni menakjubkan dari Sang Pencipta
setiap hela nafas
adalah nada dan ritme perjuangan..
aku..
roman terbaik..
dari Sang Maha Sempurna
yang tak seorang penulispun
mampu menuliskannya
aku adalah puisi,
simfoni
kisah
jalan berliku yang penuh tawa dan air mata
Jalanku
rekaman sejarah
yang mengalahkan perang dunia dan baratayudha..
yang ditulis oleh tinta tak kasat mata
karena aku..
hadiah dari Tuhanku..
untuk dunia dan alam semesta
makhluk kecil yang sangat sederhana
yang tak berhenti bermimpi untuk sempurna
sebagai manusia..
3. Kala Senja Menyapaku – Elasofa
di bilangan waktu usia senjaku
di kilapan sutra helaian rambutku yg abu-abu
yang akhirnya memutih menajamkan ketuaanku
di ukiran gurat-gurat halus kulit ariku
di kaburnya untaian memori yang hilang satu demi satu
di serak paraunya nada-nada yg mengalir dari bibir perotku
dan pada terseoknya kaki yang gemetar dan kaku
adaku kini…
seakan menyentakkanku pada sang waktu
yang telah mencipta ratusan kisah suka ataupun pilu
yang melaju…
tak mungkin sekejap pun mau
berhenti dan mundur karena sesuatu
adaku ini…
menerpurukkanku pada detik detik kesadaranku
pada seribu sesalku
pada lengahku di waktu waktu lalu
adaku kini…dengan tubuh reot dan sisa umurku
aku bersujud pada-Mu
4. Menyatukan saujana di pekat malam – Syarifah Aini
menyatukan saujana di pekat malam
walau lelah bergelayut dalam setiap jejak langkah
tak ‘kan berhenti meniti hari
tak jua selalu ditemani mentari
sebab, terkadang mendung menggelayuti
jejak-jejak langkah yang tertinggal
kadang tak selalu manis
tak sedikit menyisakan penggal kepahitan
kureguk lagi tanpa ragu
kurengkuh lagi jewantahkan gagu
waktu-waktu yang berpacu
secepat apa pun dia berlari
tak ingin diri ini dipecundangi
kujadikan setiap hela nafas adalah gairah rindu
untuk dipertemukan dengan-Nya
5. Ampun – Ria Mustika Fasha
membuka potongan-potongan do’a
dalam sujud yang tak panjang
adalah kealpaan sepanjang usia
waktu yang bergulir adalah tangis ampun yang tak terbendung
akan nista yang sengaja tertorehkan….
kekasih sesiapa yang menjadikan Dia Kekasih
merindui secara batin akan kasih sayangNya
merangkak karena Dia menunggu di sana..
di situ Dia ada
melayang-layang mengetuk pintu rahmat yang sebenarnya selalu
Dia buka,,,
titik hitam mengharap magfiroh,,,
diatas titian kasih tak berujung,,
ini lagu cinta yang tak sepadan,,
pada tirai kasih,, bukalah rasa itu..
akan harap ilusi pada Mu…
lalu bolehkah?kembali mencuri ketuk pintu-Mu
sedang jiwa tak pantas dirindui surgaMu
ampun…
6. Sudah Lewat – Naomi Dita
sudah lewat masa remajaku..
aku udah mulai menua…
saat menua kita kehilangan pesona kita..
ah..biar tua juga aku masih mempesona kok
teman-temanku dulu banyak..
kini tinggal sekumpulan kecil saja..
kumpulan orang-orang yang loyal dalam menyayangiku..
ini sudah bukan masalah pesona lagi..
tapi tentang ketulusan hati..
alam telah menyeleksi kita..
membuat kita tak terlihat ataupun bersinar bagai cahaya
di usia kita yang gak lagi muda..
syukurlah walau aku sudah gak muda lagi kau tetap menyayangiku..
bila sampai pada masanya..
hanya ada aku dan kamu bercengkrama berdua..
simpan cinta itu..
karena saat itupun kumasih cintaimu..
hingga di akhir waktuku..
7. Bingkai Harapan – Esa Panama
kemarin,
aku masih di pematang sawah…
bersama sungai
menelantarkan hujan
yang datang tadi siang…
derasnya menyamarkan tangis pilu ku semalam
gerimisnya
mengajariku melukis langit.
aku teperanjat kaku
ketika ku dapati
mentari membakar putaran waktu
teriknya menyulut impian yang bertengger di dada
dan aku…
masih di sini bersama pelangi
membingkai harapan
berharap satu bintang
dapat ku genggam…
8. Cermin alam – Tina Yanes
sinar mentari mulai redup
biasnya buram
tercemar hawa busuk
hamba hamba yang terbangun
hanya menunduk
menahan gejolak
tudingan tak berampun
elang menjerit
tak lagi menikmati indah dunia
tanga hianat tlah merusaknya
mendholimi
mengikut nafsu birahi
kau gagah isi bumi
tuk mendulang mimpi
serakah… tamak duniawi
sadarkah kau ?
alam akan menghakimi
kebenaran seolah terbelakang,selalu banyak dalih mengalfakan
sejuta kata pertanyaan ,nihil… tak menemukan jawaban
Komentar
Posting Komentar