10 Puisi Tema "Alam" Karya Sastrawan Indonesia

     Alam merupakan bagian dari kehidupan kita yang tak dapat dipisahkan, alam juga merupakan peran penting untuk manusia dalam melanjutkan kehidupannya. Karena tanpa alam, kita tidak ada makan ataupun minum. Berikut beberapa puisi mengenai alam karya sastrawan Indonesia.


1. Hatiku Selembar Daun - Sapardi Djoko Damono


Hatiku selembar daun
Melayang jatuh di rumput
Nanti dulu
Biarkan aku sejenak terbaring di sini
Ada yang masih ingin kupandang
Yang selama ini senantiasa luput
Sesaat adalah abadi
Sebelum kausapu tamanmu setiap pagi


2. Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu


3. Hutan Karet - Karya Joko Pinurbo

Daun-daun karet berserakan
Berserakan di hamparan waktu

Suara monyet di dahan-dahan
Suara kalong menghalau petang

Di pucuk-pucuk ilalang belalang berloncatan
Berloncatan di semak-semak rindu

Dan sebuah jalan melingkar-lingkar
Membelit kenangan terjal

Sesaat sebelum surya berlalu
Masih kudengar suara bedug bertalu-talu


4. Akulah Si Telaga - Karya Sapardi Djoko Damono

Akulah si telaga: berlayarlah di atasnya
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma
Berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya
sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
Perahumu biar aku yang menjaganya


5. Sajak Matahari - W.S. Rendra


Matahari bangkit dari sanubariku
Menyentuh permukaan samodra raya
Matahari keluar dari mulutku
Menjadi pelangi di cakrawala
Wajahmu keluar dari jidatku
Wahai kamu, wanita miskin!
kakimu terbenam di dalam lumpur
Kamu harapkan beras seperempat gantang
Dan di tengah sawah tuan tanah menanammu!
Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari
Mata mereka menyala
Tubuh mereka menjadi bara
Dan mereka membakar dunia
Matahari adalah cakra jingga
Yang dilepas tangan Sang Krishna
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu
Ya, umat manusia!


6. Malam Laut - Sudarto Bachtiar

Karena laut tak pernah takluk, lautlah aku
Karena laut tak pernah dusta, lautlah aku
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembali
Ah malam, gumpalan cahaya yang selalu berubah warna
Beginilahh jika mimpi menimpa harapan banci
Tak kusangka serupa dara
Sehabis mencium bias mendera
Karena laut tak pernah takluk, mereka tak tahu aku di mana
Karena laut tak pernah dusta, ku tak tahu cintaku di mana
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembali


7. Senandung Daun - Karya Yudhistira ANM Massardi

Dalam gerak lambat
Cinta hinggap di daun
Menjadi madu kupu-kupu
Dan jejak embun
Membasahi jemarimu
Hingga pagi merambat
Memutihkan semua niat
Yang dimimpikan malam
Ketika bulan bersinar
Hingga duka pudar
Sebelum kokok ayam

Dalam gerak lambat
Cinta membuat gambar
Dengan hijau dan kuning
Memadu hening dan bening
Pada kedua bola mata
Seperti cinta pertamamu
Bunga lily dan melati
Dua puisi yang menyanyi
Dengan mawar pada pipi
Sepasang bibir yang tersenyum
Di setiap helai daun.


8. Alam Adalah Jiwaku - Karya Putubiung

Aku mencintai alam fanaku
Pada setiap helai rumput
Pada setiap lautan pasir
Pada setiap semak dan pohon
Pada air yang memberi kesuburan

Aku merindukan alam fanaku
Seperti pohon merindukan angin
Seperti tanah merindukan hujan
Seperti daun merindukan butiran embun

Seperti jiwaku yang punya hati
Hatiku punya rasa
Rasaku punya cinta
Dan cintaku pada alam

Sebab alam adalah guruku
Alam yang membentuk jiwaku
Untuk tegar dalam kebijakan


9. Taman Di Tengah Pulau Karang - Taufik Ismail

Di tengah Manhattan menjelang musim gugur
Dalam kepungan rimba baja, pucuknya dalam awan
Engkau terlalu bersendiri dengan danau kecilmu
Dan perlahan melepas hijau daunan
Bebangku panjang dan hitam, lusuh dan retak
Seorang lelaki tua duduk menyebar
Remah roti. Sementara itu berkelepak
Burung-burung merpati
Di lingir Manhattan bergelegar pengorek karang
Merpati pun kaget beterbangan
Suara mekanik dan racun rimba baja
Menjajarkan pohon-pohon duka
Musim panas terengah melepas napas
Pepohonan meratapinya dengan geletar ranting
Orang tua itu berkemas dan tersaruk pergi
Badai pun memutar daunan dalam kerucut
Makin meninggi


10. Lautan yang Indah dan Tenang - Karya Rini Sita

Lautan yang indah dan tenang
Terlihat ikan yang sedang bergurau riang
Dibalik terumbu karang yang tampak kokoh
Bersama tanaman laut yang bergerak indah

Manusia yang melihat itu sangat terpesona
Ikan-ikan berenang dengan ceria
Air laut tampak tenang dan tidak bergelombang
Suasan lautan sangat nyaman dan tenang


    Itu tadi beberapa sajak indah yang menyandungkan keindahan alam. Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.

Komentar

Postingan Populer